Manajemen Persediaan
Dalam Perspektif
Keuangan Syari'ah
A. Definisi Persediaan
Dalam perusahaan, persediaan merupakan faktor yang perlu diperhatikan,
menurut Handoko persediaan merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya - sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan tersebut meliputi bahan
mentah, barang dalam proses, barang jadi ataupun produk final (produk jadi).
Hartono juga mendefinisikan bahwa persediaan merupakan barang atau
bahan yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya
untuk proses produksi, perakitan, untuk dijual kembalidan sebagai suku cabang
dari sebuah mesin. Sedangkan Assauri
mengemukakan bahwa persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan dalam proses
produksi yang diselesaikan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau
langganan setiap waktu.
Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa persediaan
merupakan bahwa atau barang yang disimpanyang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatanatau mesin. Persediaan
dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi
ataupun suku cadang.
Persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena persediaan
menghubungkan satu operasi ke operasi selanjutnya yang berurutan dalam
pembuatan suatu barang untuk kemudian disampaikan ke konsumen.persediaan dapat
dioptimalkan dengan mengadakan perencanaan produksi yang lebih baik, serta
manajemen persediaan yang optimal.
Sistem pengendalian persediaan adalah serangkaian kebijakan
pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga kapan
pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan
harus dilakukan. Dengan kata lain, sistem ini menentukan dan menjamin
tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.
B. Fungsi Persediaan
Handoko
menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. Fungsi Decoupling
Persediaan
diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada pengadaannya dalam
hal kuantitas dan waktu pengiriman saja. Persediaan barang dalam proses
diadakan agar departemen dan proses individual perusahaan terjaga kebebasannya.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak
pasti dari para pelanggan. Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan disebut dengan
fluctuation stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui
penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya
dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya perunit. Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar
dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.
3. Fungsi Antisipasi
Persediaan
memiliki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelangan atau konsumen yang tidak
dapat diramalkan bedasarkan pengalaman – pengalaman masa lalu atau permintaan
musiman sehingga perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional
inventories).
C. Tujuan Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah
persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak
terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan
atau permintaan. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan
adalah sebagai berikut:
1)
Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan
konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen)
2) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga
agar perusahaan tidak mengalami kehabisanpersediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:
a.
Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong)
menjadi langka sehinga sulit untuk diperoleh.
b.
Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan
barang yang dipesan.
3)
Untuk mempertahankan dan bila mungkin
meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4) Menjaga
agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan
biaya menjadi besar.
5) Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement
tidak besar-besaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar.
Dari beberapa tujuan
pengendalian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan
adalah untuk menjamin tercapainya persediaan sesuai kebutuhan.
D. Jenis-jenis Persediaan
Handoko
membedakan jenis-jenis persediaan menurut fungsinya menjadi tiga,
yaitu:
1.
Batch Stock atau Lot Size Inventory
Merupakan
persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan dan barang dalam
jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam
hal ini pembelian atau pembuatan dilakukan untuk jumlah besar, sedangkan
penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena
pengadaan barang/bahan yang dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
2.
Stock atau Lot size Inventory ini antara lain:
a.
Memperoleh potongan harga pada saat harga
pembelian.
b.
Memperoleh efisiensi produksi karena adanya
operasi atau proses produksi yang lebih lama.
c.
Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.
3.
Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak bisa ditebak . dalam hal ini perusahaan
mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat
permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan
fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi apabila terdapat
fluktuasi permuntaan yang sangat besar, maka persediaan ini (fluctuation stock)
dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan
tersebut.
4.
Anticipation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam
satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau permintaan yang meningkat. Di
samping itu, Anticipation Stock ini dimaksudkan juga untuk menjaga kemungkinan
sulitnya diperoleh bahan-bahan, sehingga
tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.
E. Pendekatan Manajemen Persediaan
1.
Pendekatan Tradisional
Operasi pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih
menekankan biaya persediaan, pendekatan ini memeproduksi komponen produksi
dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau terjadi sesuatu.
Biaya yang terdapat dalam pendekatan tradisional ini adalah
a. Biaya pemesanan (ordering cost)
Merupakan biaya-biaya yang timbul dari pemesanan bahan
baku sampai dengan barang digudang persediaan atau seluruh pengeluaran yang
timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
b. Biaya penyimpanan (carrying cost atau
holding cost)
Merupakan biaya yang timbul akibat penyimpanan barang
sebagai persediaan sepanjang waktu tertentu.
c. Biaya persiapan atau penyetelan ( setup
cost)
Merupakan biaya untuk menyiapkan peralatan dan
fasilitas sehingga dapt digunakan untuk memeproduksi produk atau kompenen
tertentu. Biaya ini keluar jika perusahaan memeproduksi bahan-bahan dasar dalam
pabrik sendiri, maka perusahan akan menhadapi biaya ini untuk memproduksi
kompene tertentu,
d. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost)
Merupakan biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap
barang yang kebetulan tidak tersedian di gudang atau stock out. Untuk barang
tertentu, pelanggan dpat diminta menunda pembelianya atau pelanggan diminta
untuk menunggu. Dalam hal ini shortage cost yang timbul adalah biaya ekstra
untuk memebuat lagi barang yang dipesan sehingga proses produksi akan terganggu
dan akan menimbulkan kerugian karena perusahaan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan atau akan kehilangan pelanggan karena konsumen akan
berlalih pada para pesaing.
2.
Metode
Economic Order Quantity
Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk
barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan
kuantitas pesanan perssediaan yang meminumkan biaya langsung penyimpanan
persediaan dan biaya kebalikanya atau (inverse cost) pemesanan persediaan.
Rumus EOQ
Dimana :
D : Penggunaan atau perminataan yang
diperkirakan per periode waktu
S : Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan
penyiapan mesin) per pesanan
H : Biaya simpanan
Economic order quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen
persediaan, model EOQ digunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan
persediaan.
Dalam kegiatan
normal model economic order quantity memiliki beberapa karakteristik anatara
lain:
1)
Jumlah
barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan
2)
Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya
transportasi dan waktu antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim
dapat diketahui secara pasti dan bersifat konstan
3) Harga perunit barang konstan dan tidak
mempengaruhi jumlah barng yang akan dipesan nantinya. Dengan asumsi ini maka
harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada
nantinya harga barang ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang
4) Pada saat pemesana barang , tidak terjadi
kehabisan barang atau back order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak
tepat.
5)
Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita
tidak boleh mempertimbangkan biaya kualitas barang
6)
Biaya
penyimpanan per unit pertahun konstan
Dengan adanya hal diatas maka persediaan pengaman merupakan suatu
sarana pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang
paling optimal adalah jumlah yang menghasilkan biaya pelling rendah dalam suatu
periode
Reorder Point (ROP) yaitu batas/ titik jumlah pemesanan kembali. ROP
berguna untuk mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi
apabila jumlah persediaan yang terdapatdalam stok berkurang terus sehingga
harus ditentukan berapa banyak bats minimal tingkat persediaan yang harus
dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang
diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang. Ditambah dengan persediaan
pengaman ( safety stock ) yang bisaanya mengacu kepada probabilitas atau
kemungkinan terjadi kekurangan stock selama masa tenggang ( lead time)
Dalam
penentuan/ penetapan reorder point haruslah diperhatikan factor-faktor sebagai
berikut :
a.
Penggunaan barang selama tenggang waktu
mendapatkan barang (procurement lead time)
b.
Besarnya safety stock
Reorder point
dapat ditetapkan dengan cara sebagai berikut
Menetapkan
jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan oresentase tertentu.
Menetapka
jumlah penggunaan selama lead time dan dotambah dengan presentase tertentu.
Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50 % dari prnggunaan selama lead
time dan ditetapkan bahwa lead timenya adlah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang
setiap harinya adalah 3 unit/ hari.
ROP
= (6×3) + 50% (6×3)
= 18+9
= 27 unit
Dengan
menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selam
periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
ROP
= (6×3) + (4×3)
=18 + 12
= 30 unit
3. Pendekatan
Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT) adalah suatu system yang memusatkan pada eliminasi
aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan
konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi tepat waktu
dan tempat yang tepat.
Pendekatan JIT ini akan meminimalkan total biaya penyimpana dan
perseiapan hingga menekan biaya-biaya itu sampai nol. Pendekatan ini dikenal
dengan pengelolaan aktivitas (activity management) atau lebih menekankan pada
tujuan strategis perusahaan suoaya lebih komperatif
Keuntungan dan
kelemahan system Just In Time (JIT)
a. Keuntungan
Just In Time
a.
Seluruh system yang ada diperushaan dapat
berjalan lebih efisien
b.
Pabrik mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk
memepekerjakan staff
c.
Barang produksi tidak harus selalu di cek,
disimpan atau di return kembali.
d.
Kertas kerja dapat lebih simple
e.
Penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk
mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya dengan menggunakan profit tambahan.
b. Kelemahan
Just In Time
Satu kelemahan
sisitem ini adalah bahwa tingkst order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebih dari rata-rata perencanaan historis,
maka persediaan akan habis dan akak memepengaruhi tingkat pelayanan konsumen
F. Konsep Manajemen Persediaan dalam Islam
Setiap
individu maupun kelompok selalu memerlukan persediaan yang memadai agar tidak
dihadapkan dengan resiko jika suatu saat tidak dapat memenuhi keinginannya
terutama dalam hal perusahaan. Aplikasi manajemen persediaan pada hakikatnya
juga berkaitan dengan perbuatan SDM perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam Islam, yakni
1) Menyimpan Kelebihan setelah Kebutuhan
Primer Terpenuhi
Dalam hal ini Islam menganjurkan bagi kita untuk mempunyai
skala prioritas, sehingga kita harus mengutamakan memenuhi kepentingan yang
diprioritaskan terlebih dahulu
2) Menyimpan Kelebihan untuk Menghadapi
Kesulitan
Ketika dalam kondisi longgar, kita harus dapat
menyisihkan dana untuk menghadapi krisis yang tidak terduga pada masa yang akan
datang atau sebagai persediaan di masa mendatang
3) Hak Harta Keturunan sebagai Generasi Menadatang
Dalam konsep Islam, kedua orang tua harus menyadari
bahwa generasi mendatang memiliki hak dan harta mereka sehingga mereka tidak
dianjurkan berlebih-lebihan dan mengabaikan kelangsungan hidup generasi
mendatang.
4) Tidak Menimbun dan Memonopoli Harta Kekayaan
Islam mengharapkan penimbunan harta dalam bentuk
apapun. Oleh karena itu kita harus mengembangkannya untuk member kesempatan
kepada pihak lain yang kekurangan atau kesulitan modal untuk melakukan usaha
dan juga sebagaiama jariyah dengan cara:
1.
Bisnisswastaperniagaandanproduksibarangataujasa
2.
Penanaman modal (investasi)
mudharabahdenganpihak lain.
3.
Perserikatanusahapatungan(musyarakah)
4.
Penitipandalambentukgiromaupuntabunganpada Bank
Syariah.
5.
Kerjasamalainnyadalampengembangan modal.
5) Pengembangan Harta dilakukan dengan Usaha
yang Baik dan Halal
Keharusan pengembangan modal atau perniagaan harta
harus dilakukan pada bidang yang baik dan halal, jauh dari riba dan hal-hal
yang menimbulkan kerusakan.
G. Persediaan dalam Perbankan Syariah
Dalam
perbankan syariah menggunakan pendekatan just in time (JIT) yang merupakan
system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan system
tradisional
Persediaan
dalam perbankan syariah meruipakan aktivas non-kas yang tersedia untuk:
1. Dijual
dengan akad murabahah.
2. Diserahkan
sebagian modal bank dalam akad mudharabah atau musyarakah.
3. Disalurkan
dalam akad salam atau salam parallel.
4. Aktiva
istishna’ yang telah selesai, tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli
terakhir.
Hal yang
tidaktermasukdalampengertianpersediaan di bank syariahadalah:
1. Aktiva
istishna’ dalam penyeselesaian.
2. Aktiva
tetap yang digunakan oleh bank
3. Aktiva
ijarah.
Kesimpulan
Di simpulkan
bahwa persediaan merupakan bahwa atau barang yang disimpanyang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi,
untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatanatau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses,
barang jadi ataupun suku cadang.
Handoko
menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:Fungsi Decoupling,
Fungsi Economic Lot Sizing, Fungsi Antisipasi
Metode EOQ
digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi
sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan kuantitas pesanan persediaan
yang meminumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikanya
atau (inverse cost) pemesanan persediaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar