Minggu, 15 April 2018

Manajemen Persediaan Dalam Perspektif Keuangan Syari'ah (manajemen keuangan syari'ah 8)



Manajemen Persediaan
Dalam Perspektif Keuangan Syari'ah


A.      Definisi Persediaan

Dalam perusahaan, persediaan merupakan faktor yang perlu diperhatikan, menurut Handoko persediaan merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya - sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan tersebut meliputi bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi ataupun produk final (produk jadi).

Hartono juga mendefinisikan bahwa persediaan merupakan barang atau bahan yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya untuk proses produksi, perakitan, untuk dijual kembalidan sebagai suku cabang dari sebuah mesin.  Sedangkan Assauri mengemukakan bahwa persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan dalam proses produksi yang diselesaikan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa persediaan merupakan bahwa atau barang yang disimpanyang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatanatau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.

Persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena persediaan menghubungkan satu operasi ke operasi selanjutnya yang berurutan dalam pembuatan suatu barang untuk kemudian disampaikan ke konsumen.persediaan dapat dioptimalkan dengan mengadakan perencanaan produksi yang lebih baik, serta manajemen persediaan yang optimal.

Sistem pengendalian persediaan adalah serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Dengan kata lain, sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.


B.      Fungsi Persediaan

Handoko menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:

1.       Fungsi Decoupling
Persediaan diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman saja. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen dan proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan disebut dengan fluctuation stock.

2.       Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya perunit. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.

3.       Fungsi Antisipasi
Persediaan memiliki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelangan atau konsumen yang tidak dapat diramalkan bedasarkan pengalaman – pengalaman masa lalu atau permintaan musiman sehingga perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).


C.      Tujuan Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:

1)      Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen)
2)  Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisanpersediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:

a.       Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehinga sulit untuk diperoleh.
b.      Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

3)      Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4)   Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya menjadi besar.
5) Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar.

 Dari beberapa tujuan pengendalian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin tercapainya persediaan sesuai kebutuhan.


D.      Jenis-jenis Persediaan

Handoko membedakan jenis-jenis persediaan menurut fungsinya menjadi tiga,
yaitu:

1.        Batch Stock atau Lot Size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan dan barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan dilakukan untuk jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan barang/bahan yang dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan.

2.        Stock atau Lot size Inventory ini antara lain:
a.       Memperoleh potongan harga pada saat harga pembelian.
b.      Memperoleh efisiensi produksi karena adanya operasi atau proses produksi yang lebih lama.
c.       Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.

3.        Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak bisa ditebak . dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permuntaan yang sangat besar, maka persediaan ini (fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.

4.        Anticipation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau permintaan yang meningkat. Di samping itu, Anticipation Stock ini dimaksudkan juga untuk menjaga kemungkinan sulitnya diperoleh bahan-bahan, sehingga  tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.


E.       Pendekatan Manajemen Persediaan

1.        Pendekatan Tradisional
Operasi pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih menekankan biaya persediaan, pendekatan ini memeproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau terjadi sesuatu. Biaya yang terdapat dalam pendekatan tradisional ini adalah
a.       Biaya pemesanan (ordering cost)
Merupakan biaya-biaya yang timbul dari pemesanan bahan baku sampai dengan barang digudang persediaan atau seluruh pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
b.      Biaya penyimpanan (carrying cost atau holding cost)
Merupakan biaya yang timbul akibat penyimpanan barang sebagai persediaan sepanjang waktu tertentu.
c.       Biaya persiapan atau penyetelan ( setup cost)
Merupakan biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapt digunakan untuk memeproduksi produk atau kompenen tertentu. Biaya ini keluar jika perusahaan memeproduksi bahan-bahan dasar dalam pabrik sendiri, maka perusahan akan menhadapi biaya ini untuk memproduksi kompene tertentu,
d.       Biaya kekurangan persediaan (shortage cost)
Merupakan biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan tidak tersedian di gudang atau stock out. Untuk barang tertentu, pelanggan dpat diminta menunda pembelianya atau pelanggan diminta untuk menunggu. Dalam hal ini shortage cost yang timbul adalah biaya ekstra untuk memebuat lagi barang yang dipesan sehingga proses produksi akan terganggu dan akan menimbulkan kerugian karena perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau akan kehilangan pelanggan karena konsumen akan berlalih pada para pesaing.


2.       Metode Economic Order Quantity

Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan kuantitas pesanan perssediaan yang meminumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikanya atau (inverse cost) pemesanan persediaan.

Rumus EOQ

Dimana :

D : Penggunaan atau perminataan yang diperkirakan per periode waktu
S : Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan
H : Biaya simpanan

Economic order quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model     EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan  dan biaya pemesanan persediaan.
Dalam kegiatan normal model economic order quantity memiliki beberapa karakteristik anatara lain:
1)       Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan
2)      Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti dan bersifat konstan
3)    Harga perunit barang konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barng yang akan dipesan nantinya. Dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang
4)  Pada saat pemesana barang , tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat.
5)      Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya kualitas barang
6)       Biaya penyimpanan per unit pertahun konstan

Dengan adanya hal diatas maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah jumlah yang menghasilkan biaya pelling rendah dalam suatu periode 
Reorder Point (ROP) yaitu batas/ titik jumlah pemesanan kembali. ROP berguna untuk mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapatdalam stok berkurang terus sehingga harus ditentukan berapa banyak bats minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang. Ditambah dengan persediaan pengaman ( safety stock ) yang bisaanya mengacu kepada probabilitas atau kemungkinan terjadi kekurangan stock selama masa tenggang ( lead time)

Dalam penentuan/ penetapan reorder point haruslah diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :
a.       Penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time)
b.      Besarnya safety stock

Reorder point dapat ditetapkan dengan cara sebagai berikut
Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan oresentase tertentu.
Menetapka jumlah penggunaan selama lead time dan dotambah dengan presentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50 % dari prnggunaan selama lead time dan ditetapkan bahwa lead timenya adlah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3 unit/ hari.
   ROP    = (6×3) + 50% (6×3)
               = 18+9
               = 27 unit
Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selam periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
   ROP    = (6×3) + (4×3)
               =18 + 12
               = 30 unit

       3.  Pendekatan Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT) adalah suatu system yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi tepat waktu dan tempat yang tepat.
Pendekatan JIT ini akan meminimalkan total biaya penyimpana dan perseiapan hingga menekan biaya-biaya itu sampai nol. Pendekatan ini dikenal dengan pengelolaan aktivitas (activity management) atau lebih menekankan pada tujuan strategis perusahaan suoaya lebih komperatif

Keuntungan dan kelemahan system Just In Time (JIT)

a.  Keuntungan Just In Time
a.       Seluruh system yang ada diperushaan dapat berjalan lebih efisien
b.      Pabrik mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk memepekerjakan staff
c.       Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau di return kembali.
d.      Kertas kerja dapat lebih simple
e.      Penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya dengan menggunakan profit tambahan.

b.   Kelemahan Just In Time
Satu kelemahan sisitem ini adalah bahwa tingkst order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebih dari rata-rata perencanaan historis, maka persediaan akan habis dan akak memepengaruhi tingkat pelayanan konsumen



F.       Konsep Manajemen Persediaan dalam Islam

Setiap individu maupun kelompok selalu memerlukan persediaan yang memadai agar tidak dihadapkan dengan resiko jika suatu saat tidak dapat memenuhi keinginannya terutama dalam hal perusahaan. Aplikasi manajemen persediaan pada hakikatnya juga berkaitan dengan perbuatan SDM perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Islam, yakni

1)      Menyimpan Kelebihan setelah Kebutuhan Primer Terpenuhi
Dalam hal ini Islam menganjurkan bagi kita untuk mempunyai skala prioritas, sehingga kita harus mengutamakan memenuhi kepentingan yang diprioritaskan terlebih dahulu

2)      Menyimpan Kelebihan untuk Menghadapi Kesulitan
Ketika dalam kondisi longgar, kita harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis yang tidak terduga pada masa yang akan datang atau sebagai persediaan di masa mendatang

3)      Hak Harta Keturunan sebagai Generasi Menadatang
Dalam konsep Islam, kedua orang tua harus menyadari bahwa generasi mendatang memiliki hak dan harta mereka sehingga mereka tidak dianjurkan berlebih-lebihan dan mengabaikan kelangsungan hidup generasi mendatang.

4)      Tidak Menimbun dan Memonopoli Harta Kekayaan
Islam mengharapkan penimbunan harta dalam bentuk apapun. Oleh karena itu kita harus mengembangkannya untuk member kesempatan kepada pihak lain yang kekurangan atau kesulitan modal untuk melakukan usaha dan juga sebagaiama jariyah dengan cara:
1.       Bisnisswastaperniagaandanproduksibarangataujasa
2.       Penanaman modal (investasi) mudharabahdenganpihak lain.
3.       Perserikatanusahapatungan(musyarakah)
4.       Penitipandalambentukgiromaupuntabunganpada Bank Syariah.
5.       Kerjasamalainnyadalampengembangan modal.

5)      Pengembangan Harta dilakukan dengan Usaha yang Baik dan Halal
Keharusan pengembangan modal atau perniagaan harta harus dilakukan pada bidang yang baik dan halal, jauh dari riba dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan.


G.     Persediaan dalam Perbankan Syariah
Dalam perbankan syariah menggunakan pendekatan just in time (JIT) yang merupakan system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan system tradisional
Persediaan dalam perbankan syariah meruipakan aktivas non-kas yang tersedia untuk:
1. Dijual dengan akad murabahah.
2. Diserahkan sebagian modal bank dalam akad mudharabah atau musyarakah.
3. Disalurkan dalam akad salam atau salam parallel.
4. Aktiva istishna’ yang telah selesai, tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli terakhir.

Hal yang tidaktermasukdalampengertianpersediaan di bank syariahadalah:
1. Aktiva istishna’ dalam penyeselesaian.
2. Aktiva tetap yang digunakan oleh bank
3. Aktiva ijarah.








Kesimpulan

Di simpulkan bahwa persediaan merupakan bahwa atau barang yang disimpanyang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatanatau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Handoko menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:Fungsi Decoupling, Fungsi Economic Lot Sizing, Fungsi Antisipasi
Metode EOQ digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan kuantitas pesanan persediaan yang meminumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikanya atau (inverse cost) pemesanan persediaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar