Rabu, 11 April 2018

KEBIJAKAN MODAL KERJA DALAM KEUANGAN SYARI’AH ( MKS )


KEBIJAKAN MODAL KERJA
DALAM KEUANGAN SYARI’AH


          i.       Aturan Syariah Tentang Modal
Pada dasarnya, modal tidak hanya berbentuk uang, namun harta yang digunakan untuk kepentingan bisnis dengan proses perputaran dinamis. Sehingga, dengan perputaran modal tersebut diharapkan roda ekonomi berjalan sesuai yang diharapkan dengan bentuk pemerataan kekayaan. Maka, Allah SWT melarang bagi hamba-Nya untuk menimbun harta dengan ancaman yang pedih dan harta tersebut tidak hanya beredar di kalangan orang-orang kaya saja.

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿٣٤﴾

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,” (QS. At-Taubah: 34)

 كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاء مِنكُمْ … ﴿٧﴾

“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Islam memberikan ketentuan dalam konteks modalusaha perorangan atau kelompok (Abdullah Al-Mushlih dan Shalah ash-Shawi, 2004 : 150-151) sebagai berikut:

1.  Modal harus diketahui
2.  Jika modal tidak diketahui jumlahnya maka sama dengan spekulatif yang berimplikasi pada ketidaksahan transaksi.
3.  Modal berbentuk rill
4.  Modal harus ada secara rill pada saat transaksi. Karena jika modal ada saat transaksi maka aliansi dapat dilanjutkan, namun apabila modal tidak ada maka aliansi tersebut secara otomatis batal.
5.  Modal bukan merupakan utang

Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya riba. Karena jika modal dianggap sebagai utang, maka kelebihan pengembalian pokok disebut sebagai riba.


         ii.       Pengertian Modal Kerja
Kebijakan modal kerja akan melihat trade-off antara risiko dan return (tingkat keuntungan). Secara spesifik, modal kerja pada umumnya mempunyai tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi aktiva tetap. Karena itu modal kerja yang kecil akan lebih menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, modal kerja yang terlalu kecil akan menaikkan risiko perusahaan (khususnya risiko likuiditas). Dari sudut pandang risiko, modal kerja yang lebih tinggi akan menguntungkan perusahaan, karena risiko menjadi lebih rendah.


        iii.       ALASAN PERLUNYA MODAL KERJA
Urgensi modal kerja bagi perusahaan dilatarbelakangi oleh ketidaksempurnaan pasar. Beberapa kondisi ketidaksempurnaan yang membuat keputusan modal kerja menjadi penting karena:

a.  Biaya Transaksi
Biaya transaksi mencakup dua jenis yakni biaya eksplisit dan implisit. Contoh biaya ekplisit adalah biaya komisi pembelian atau penjualan asset. Sementara contoh biaya implisit adalah harga yang terlalu murah (mahal) jika perusahaan menjual (membeli) suatu asset dengan terburu-buru (fire saleatau fire purchase).

b.  Kelambatan/Ketidaksinkronan Aktivitas
Persediaan bahan mentah dan produk diperlukan untuk mengantisipasi keterlambatan kedatangan bahan mentah atau permintaan yang lebih tinggi dari yang diantisipasi. Dalam situasi ketidaksempurnaan pasar, modal kerja akan diperlukan.

c.  Kemungkinan Kebangkrutan/Kesulitan Pembayaran
Perusahaan dapat memegang kas yang besar untuk menghindari risiko likuiditas meskipun konsekuensinya tingkat profitabilitas bisa berkurang. Dalam kondisi ketidaksempurnaan pasar, perusahaan terpaksa akan memegang modal kerja. Maka modal kerja sangat dibutuhkan untuk kondisi pasar yang tidak sempurna atau sesuai harapan perusahaan.


       iv.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Modal Kerja

1.  Faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar
·      Karakteristik bisnis
·      Ukuran perusahaan
·      Aktivitas perusahaan
·      Stabilitas penjualan perusahaan


2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar
·      Faktor eksternal
·      Faktor internal kebijakan manajemen


         v.       STRATEGI MODAL KERJA

1.  Strategi aktiva
Terdapat 3 skenario strategi investasi aktiva lancar yaitu konservatif; moderat dan agresif. Kebijakan agresif adalah proporsi kas, piutang, dan/atau persediaan akan semakin kecil. Kebijakan konservatif adalah kebihakan longgar yang merupakan kebalikan dari kebijakan agresif.

2.  Strategi pendanaan
Ada beberapa alternatif kebijakan pendanaan modal kerja (pendekatan pendanaan jangka pendek) yaitu:
-     Matching atau hedging
-     Agresif
-     Konservatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar