Kamis, 15 Maret 2018

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT (Ekonomi Moneter dan Fiskal 4)

PERMINTAAN DAN PENAWARAN
AGREGAT



1.      Permintaan Agregat

Permintaan agregat ( aggregate demand, AD ) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.
Persamaan Kuantitas Sebagai Permintaan Agregat

Di bab 4 teori kuantitas menyatakan :

MV = PY

Di mana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
Namun jika kuantitas ditulis dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil ditulis sbb :

M / P = ( M / P )d = kY

Di mana k = 1 / V adalah parameter yang menentukan berapa banyak uang yang orang ingin pegang 
untuk setiap dolar pendapatan. Dalam bentu ini, persamaan kuantitas menyatakan bahwa penawaran dari keseimbangan uang riil M / P sama dengan permintaan ( M / P )d dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah “sisi lain” dari parameter permintaan uang k. Asumsi perputaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan output adaalh konstan.

Kurva permintaan agregat, kurva permintaan agregat AD menunjukkan  hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring ke bawah semakin tinggi tingkat harga P, semakin renadah tingkat keseimbangan riil M / P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y.



Mengapa Kurva Permintaan Agregat Miring Ke Bawah?

Kemiringan kurva agregat ke bawah dari kurva permintaan agregat dengan memikirkan penawaran dan permintaan untuk kesimbangan uang riil. Jika output lebih tinggi, orang-orang terlibat dalam lebih banyak transaksi dan membutuhkan keseimbangan riil yang lebih tinggi M / P. Untuk jumlah uang beredar yang tetap M, keseimbangan riil yang lebih tinggi menunjukkan tingkat harga yang lebih rendah. Seblaiknya, juka tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil lebih tinggi, tingkat keseimbangan riil yang lebih tinggi menyebabkan volume transaksi yang lebih besar, yang berarti jumlah output yang diminta lebih besar.


Pergeseran Dalam Kurva Permintaan Agregat

Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang beredar yang tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Fed mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser.
Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bykanlah satu – satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah uang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat bergeser jika beberapa peristiwa menyebabkan perubahan perputaran uang.
Penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat kekiri, dan kenaikan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.



2.      Penawaran Agregat

Penawaran agregat ( Aggregate supply, AS ) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga yang fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga yang kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda : kurva penawaran agregat jangka – panjang ( long – run aggregate supply ) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka – pendek ( short – run aggregate supply ) SRAS.

Jangka Panjang : Kurva Penawaran Agregat Vertikal

Y = F ( K, L )
                                                              = Y  
Kurva Penawaran Agregat Jangka – Panjang, dalam jangka panjang, tingkat output ditentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tingkat output tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat jangka – panjang, LRAS, adalah vertikal. Jika kurva penawaran agregat adalah vertikal, maka perubahan dalam permintaan agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output.  Kurva penawaran agregat vertikal memenuhi dikotomi klasik, karena menunjukkan bahwa tingkat output adalah independen terhadap jumlah uang beredar. Tingkat output jangka panjang ini, Y, disebut kesempatan kerja penuh ( full – employment ) atau tingkat output alamiah ( natural ). Yaitu, pada tingkat output di mana sumber daya perekonomian dikaryakan sepenuhnya atau, yang lebih realistis, di mana pengangguran berada pada titik wajarnya.
Pergeseran permintaan Agregat dalam jangka panjang, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD1  ke AD2, ekuilibrium untuk perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Kerana kurva penawaran agregat adalah vertikal dalam jangka panjang, penurunan ermintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak tingkat output.



Jangka Pendek : Kurva Penawaran Agregat Horisontal

model klasik dan kurva penawaran agregat vertikal hanya berlaku dalam jangka panjang dalam jangka pendek, sebagian harga bersifat kaku dan , karena itu, tidak menyesuaikan dengan perubahan permintaan. Karena kekakuan harga ini, kurva penawaran agregat jangka pendek tidak vertikal.

Ekuilibrium jangka – pendek dari perekonomian adalah perpotongan kurva permintaan agregat dan kurva penawaran agregat jangka – pendek horisontal ini. Dalam hal ini, perubahan permintaan agregat mempengaruhi tingkat output.

Kurva penawaran agregat jangka – pendek, dalam contoh ekstrem ini, seluruh harga adalah tetap dalam jangka pendek. Karena itu, kurva penawaran agregat jangka pendek, SRAS, adalah horisontal.

Jadi penurunan permintaan agregat mengurangi output dalam jangka pendek karena harga – harga tidak disesuaikan secara instan. Setelah penurunan yang tiba – tiba dalam permintaan agregat, perusahaan tertahan dengan harga yang terlalu tinggi. Dengan permintaan rendah dan harga tinggi, perusahaan menjual lebih sedikit produk, sehingga mengurangi produksi dan memecat pekerja. Perekonomian mengalami resensi.

Pergeseran permintaan agregat dalam jangka pendek, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD1 ke AD2. Ekuilibrium perekonomian bergeser dari titik A ke titik B. Karena kurva penawaran agregat adalah horisontal dalam jangka pendek, penurunan permintaan agregat mengurangi tingkat output.

Ekuilibrium jangka – panjang, dalam jangka panjang perekonomian dengan sendirinya berada pada perpotongan kurva penawaran agregat jangka – panjang dan kurva permintaan agregat. Karena harga – harga telah disesuaikan pada tingkat ini, kurva penawaran agregat jangka – pendek memotong titik ini pula.

Penurunan dalam permintaan agregat, perekonomian dimulai dalam ekuilibrium jangka – panjang pada titik A. Penurunan ermintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke B, di mana output berada di bawah tingkat alamiah. Ketika harga turun, perekonomian berangsur-angsur keluar dari resensi, bergerak dari B ke C.




Guncangan Pada Permintaan Agregat

Contoh dari guncangan permintaan adalah, peluncuran dan penyebarluasan kartu kredit. Karena merupakan cara yang lebih nyaman untuk melakukan pembelian daripada menggunakan uang tunai, kartu kredit mengurangi jumlah uang yang ingin dipegang orang . penurunan permintaan uang ini ekuivalen dengan kenaikan perputaran uang. Ketika setiap orang memegang lebih sedikit uang, parameter permintaan uang k turun. Artinya, setiap dolar beralih dari tangan ke tangan dengan cepat, sehingga perputaran V ( = 1 / k ) meningkat.

Dalam jangka pendek, kenaikan permintaan meningkatkan output perekonomian yang menyebabkan perekonomian mengalami hooming. Dengan harga lama, perusahaan sekarang menjual lebih banyak output. Karena itu, perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja, meminta para pekerja untuk lembur, dan menggenjot penggunaan pabrik serta peralatan mereka.

Kenaikan permintaan agregat, perekonomian dimulai dalam ekuilibrium jangka panjang pada titik A. Kenaikan permintaan agregat, akibat dari kenaikan perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output berada di atas tingkat tingkat alamiah. Ketika harga naik, output secara berangsur – angsur kembali ke tingkat alamiah, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.

Selama itu, tingkat permintaan agregat yang tinggi mendorong harga dan upah. Dengan naiknya tingkat harga, kauntitas output yang diminta menurun, dan perekonomian secara bertahap mendekati tingkat produksi alamiah. Tetapi selama masa transisi ke tingkat harga yang lebih tinggi, output perekonomian lebih tinggi dari ada tingkat alamiahnya.


Guncangan Pada Penawaran Agregat

Guncangan penawaran adalah guncangan pada perekonomian yang bisa mengubah biaya produksi barang serta jasa dan akibatnya, mempengaruhi harga yang dibebankan perusahaan pada konsumen. Karena memiliki dampak yang langsung terhadap tingkat harga, guncangan enawaran kadang – kadang disebut guncangan harga. Contohnya, hama yang menghancurkan pertanian. Penurunan penawaran makanan mendorong harga makanan naik.

Guncangan penawaran yang memperburuk, guncangan penawaran yang memperburuk mendorong biaya dan harga naik. Jika permintaan agregat dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, yang menyebabkan stagflasi – kombinasi dari kenaikan harga dan penurunan output. Secara berangsur – angsur, ketika harga  turun, perekonomian kembali ke tingkat alami titik A.

Menghadapi guncangan yang memperburuk, pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan agregat, seperti Bank Sentral AS (Fed), memiliki pilihan sulit diantara 2 opsi. Opsi pertama adalah mempertahankan permintaan agregat konstan. Dalam kasus ini, output dan kesempatan kerja lebih rendah dari tingkat alamiah. Secara bertahap, harga akan turun untuk mencapai full employment pada tingkat harga lama. Tetapi akibat dari proses ini adalah resesi yang parah.

Opsi kedua adalah memperluas permintaan agregat untuk membawa perekonomian ke arah tingkat alami secara lebih cepat. Jika kenaikan permintaan agregat bersamaan dengan guncangan penawaran agregat, perekonomian akan segera bergerak ketitik A ke titik C. Dalam hal ini, Fed dikatakan mengakomodasi guncangan penawaran. Penggambaran opsi ini, tentu saja, adalah bahwa tingkat harga secara permanen lebih tinggi. Tidak ada jalan untuk menyesuaikan permintaan agregat baik untuk mempertahankan full employment maupun mempertahankan tingkat harga yang stabil.

Mengakomodasi guncangan penawaran yang memperburuk, dalam menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Fed bisa meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A ke ttik C. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar