PERMINTAAN DAN
PENAWARAN
AGREGAT
1. Permintaan Agregat
Permintaan
agregat ( aggregate demand, AD ) adalah hubungan antara jumlah output yang
diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat
menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat
harga.
Persamaan Kuantitas Sebagai
Permintaan Agregat
Di bab 4 teori kuantitas
menyatakan :
MV = PY
Di mana M adalah jumlah uang
beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah
output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan
bahwa jumlah uang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya
merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
Namun jika kuantitas ditulis
dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil ditulis sbb
:
M / P = ( M / P )d = kY
Di mana k = 1 / V adalah
parameter yang menentukan berapa banyak uang yang orang ingin pegang
untuk
setiap dolar pendapatan. Dalam bentu ini, persamaan kuantitas menyatakan bahwa
penawaran dari keseimbangan uang riil M / P sama dengan permintaan ( M / P )d
dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V
adalah “sisi lain” dari parameter permintaan uang k. Asumsi perputaran uang
konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk
tiap satuan output adaalh konstan.
Kurva permintaan agregat, kurva
permintaan agregat AD menunjukkan
hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta
Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva
permintaan agregat miring ke bawah semakin tinggi tingkat harga P, semakin
renadah tingkat keseimbangan riil M / P, dan karena itu semakin rendah jumlah
barang dan jasa yang diminta Y.
Mengapa Kurva Permintaan Agregat Miring Ke Bawah?
Kemiringan
kurva agregat ke bawah dari kurva permintaan agregat dengan memikirkan
penawaran dan permintaan untuk kesimbangan uang riil. Jika output lebih tinggi,
orang-orang terlibat dalam lebih banyak transaksi dan membutuhkan keseimbangan
riil yang lebih tinggi M / P. Untuk jumlah uang beredar yang tetap M,
keseimbangan riil yang lebih tinggi menunjukkan tingkat harga yang lebih
rendah. Seblaiknya, juka tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil
lebih tinggi, tingkat keseimbangan riil yang lebih tinggi menyebabkan volume
transaksi yang lebih besar, yang berarti jumlah output yang diminta lebih
besar.
Pergeseran Dalam Kurva Permintaan Agregat
Kurva
permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang beredar yang tetap.
Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang mungkin dari P dan Y
untuk nilai M tertentu. Jika Fed mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi
yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat
bergeser.
Meskipun teori kuantitas
memberikan dasar yang sangat sederhana untuk memahami kurva permintaan agregat,
kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar
bykanlah satu – satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah uang
beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat bergeser jika beberapa
peristiwa menyebabkan perubahan perputaran uang.
Penurunan jumlah uang beredar menggeser
kurva permintaan agregat kekiri, dan kenaikan jumlah uang beredar menggeser
kurva permintaan agregat ke kanan.
2. Penawaran Agregat
Penawaran
agregat ( Aggregate supply, AS ) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan
jasa memiliki harga yang fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga yang kaku
dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda : kurva penawaran
agregat jangka – panjang ( long – run aggregate supply ) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka – pendek ( short – run aggregate supply ) SRAS.
Jangka Panjang : Kurva Penawaran Agregat Vertikal
Y = F ( K, L )
= Y
Kurva Penawaran
Agregat Jangka – Panjang, dalam jangka panjang, tingkat output ditentukan oleh
jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tingkat output
tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat jangka – panjang,
LRAS, adalah vertikal. Jika kurva penawaran agregat adalah vertikal, maka
perubahan dalam permintaan agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output. Kurva penawaran agregat vertikal memenuhi
dikotomi klasik, karena menunjukkan bahwa tingkat output adalah independen
terhadap jumlah uang beredar. Tingkat output jangka panjang ini, Y, disebut
kesempatan kerja penuh ( full – employment ) atau tingkat output alamiah (
natural ). Yaitu, pada tingkat output di mana sumber daya perekonomian
dikaryakan sepenuhnya atau, yang lebih realistis, di mana pengangguran berada
pada titik wajarnya.
Pergeseran permintaan Agregat
dalam jangka panjang, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan
agregat ke bawah dari AD1 ke AD2,
ekuilibrium untuk perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Kerana kurva
penawaran agregat adalah vertikal dalam jangka panjang, penurunan ermintaan
agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak tingkat output.
Jangka Pendek : Kurva Penawaran Agregat Horisontal
model klasik
dan kurva penawaran agregat vertikal hanya berlaku dalam jangka panjang dalam
jangka pendek, sebagian harga bersifat kaku dan , karena itu, tidak
menyesuaikan dengan perubahan permintaan. Karena kekakuan harga ini, kurva
penawaran agregat jangka pendek tidak vertikal.
Ekuilibrium
jangka – pendek dari perekonomian adalah perpotongan kurva permintaan agregat
dan kurva penawaran agregat jangka – pendek horisontal ini. Dalam hal ini,
perubahan permintaan agregat mempengaruhi tingkat output.
Kurva
penawaran agregat jangka – pendek, dalam contoh ekstrem ini, seluruh harga
adalah tetap dalam jangka pendek. Karena itu, kurva penawaran agregat jangka
pendek, SRAS, adalah horisontal.
Jadi penurunan
permintaan agregat mengurangi output dalam jangka pendek karena harga – harga
tidak disesuaikan secara instan. Setelah penurunan yang tiba – tiba dalam
permintaan agregat, perusahaan tertahan dengan harga yang terlalu tinggi.
Dengan permintaan rendah dan harga tinggi, perusahaan menjual lebih sedikit
produk, sehingga mengurangi produksi dan memecat pekerja. Perekonomian
mengalami resensi.
Pergeseran
permintaan agregat dalam jangka pendek, penurunan jumlah uang beredar menggeser
kurva permintaan agregat ke bawah dari AD1 ke AD2. Ekuilibrium perekonomian
bergeser dari titik A ke titik B. Karena kurva penawaran agregat adalah
horisontal dalam jangka pendek, penurunan permintaan agregat mengurangi tingkat
output.
Ekuilibrium
jangka – panjang, dalam jangka panjang perekonomian dengan sendirinya berada
pada perpotongan kurva penawaran agregat jangka – panjang dan kurva permintaan
agregat. Karena harga – harga telah disesuaikan pada tingkat ini, kurva
penawaran agregat jangka – pendek memotong titik ini pula.
Penurunan
dalam permintaan agregat, perekonomian dimulai dalam ekuilibrium jangka – panjang
pada titik A. Penurunan ermintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan
perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke B, di mana output
berada di bawah tingkat alamiah. Ketika harga turun, perekonomian
berangsur-angsur keluar dari resensi, bergerak dari B ke C.
Guncangan Pada Permintaan Agregat
Contoh dari
guncangan permintaan adalah, peluncuran dan penyebarluasan kartu kredit. Karena
merupakan cara yang lebih nyaman untuk melakukan pembelian daripada menggunakan
uang tunai, kartu kredit mengurangi jumlah uang yang ingin dipegang orang .
penurunan permintaan uang ini ekuivalen dengan kenaikan perputaran uang. Ketika
setiap orang memegang lebih sedikit uang, parameter permintaan uang k turun.
Artinya, setiap dolar beralih dari tangan ke tangan dengan cepat, sehingga
perputaran V ( = 1 / k ) meningkat.
Dalam jangka
pendek, kenaikan permintaan meningkatkan output perekonomian yang menyebabkan
perekonomian mengalami hooming. Dengan harga lama, perusahaan sekarang menjual
lebih banyak output. Karena itu, perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja,
meminta para pekerja untuk lembur, dan menggenjot penggunaan pabrik serta
peralatan mereka.
Kenaikan
permintaan agregat, perekonomian dimulai dalam ekuilibrium jangka panjang pada
titik A. Kenaikan permintaan agregat, akibat dari kenaikan perputaran uang,
menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output berada di
atas tingkat tingkat alamiah. Ketika harga naik, output secara berangsur –
angsur kembali ke tingkat alamiah, dan perekonomian bergerak dari titik B ke
titik C.
Selama itu,
tingkat permintaan agregat yang tinggi mendorong harga dan upah. Dengan naiknya
tingkat harga, kauntitas output yang diminta menurun, dan perekonomian secara
bertahap mendekati tingkat produksi alamiah. Tetapi selama masa transisi ke
tingkat harga yang lebih tinggi, output perekonomian lebih tinggi dari ada
tingkat alamiahnya.
Guncangan Pada Penawaran Agregat
Guncangan
penawaran adalah guncangan pada perekonomian yang bisa mengubah biaya produksi
barang serta jasa dan akibatnya, mempengaruhi harga yang dibebankan perusahaan
pada konsumen. Karena memiliki dampak yang langsung terhadap tingkat harga,
guncangan enawaran kadang – kadang disebut guncangan harga. Contohnya, hama
yang menghancurkan pertanian. Penurunan penawaran makanan mendorong harga
makanan naik.
Guncangan
penawaran yang memperburuk, guncangan penawaran yang memperburuk mendorong
biaya dan harga naik. Jika permintaan agregat dipertahankan konstan,
perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, yang menyebabkan stagflasi –
kombinasi dari kenaikan harga dan penurunan output. Secara berangsur – angsur,
ketika harga turun, perekonomian kembali
ke tingkat alami titik A.
Menghadapi
guncangan yang memperburuk, pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan
agregat, seperti Bank Sentral AS (Fed), memiliki pilihan sulit diantara 2 opsi.
Opsi pertama adalah mempertahankan permintaan agregat konstan. Dalam kasus ini,
output dan kesempatan kerja lebih rendah dari tingkat alamiah. Secara bertahap,
harga akan turun untuk mencapai full employment pada tingkat harga lama. Tetapi
akibat dari proses ini adalah resesi yang parah.
Opsi kedua
adalah memperluas permintaan agregat untuk membawa perekonomian ke arah tingkat
alami secara lebih cepat. Jika kenaikan permintaan agregat bersamaan dengan
guncangan penawaran agregat, perekonomian akan segera bergerak ketitik A ke
titik C. Dalam hal ini, Fed dikatakan mengakomodasi guncangan penawaran.
Penggambaran opsi ini, tentu saja, adalah bahwa tingkat harga secara permanen
lebih tinggi. Tidak ada jalan untuk menyesuaikan permintaan agregat baik untuk
mempertahankan full employment maupun mempertahankan tingkat harga yang stabil.
Mengakomodasi
guncangan penawaran yang memperburuk, dalam menanggapi guncangan penawaran yang
memperburuk, Fed bisa meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan
output. Perekonomian bergerak dari titik A ke ttik C. Biaya dari kebijakan ini
adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen.