Minggu, 03 Desember 2017

KESEIMBANGAN IS-LM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI ISLAM



DOSEN : TOTOK HARMOYO M. Si
KELAS : 3A pagi. Perbankan syariah
               UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


BAB 7
KESEIMBANGAN IS-LM DENGAN PENDEKATAN
EKONOMI ISLAM


A.               Keseimbangan pasar barang dan kurva IS
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Di dalam pasar pastinya ada permintaan dan penawaran. Demikian juga dengan paar barang, maka ada permintaan dan penawaran. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa didalam negeri, sementara penawaranya adalah semua barang dan jasa yang di produksi dalam negeri.
Jika permintaan total dari barang dan jasa dalam suatu negara diasumsikan merupakan penjumlahan dari konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah, maka rumusnya adalah sebagai berikut:  Z=C+I+G .
Dari persamaan sebelumnya, didapatkan bahwa besaran konsumsi ditentukan oleh besaran disposable income yang dalam hal ini adalah total pendapatan dikurangi dengan pajak, sehingga persamaan menjadi:
Z=C(Y-T)+I+G
Selain dengan pendekatan matematis, pendekatan grafis juga dapat digunakan untuk menggambarkan ekuilibrium di pasar barang.
Dari keseimbangan dipasar barang ini dapat diturunkan kurva IS. Pada bagian ini, IS bukan lagi sesuatu yang autonomous melainkan dipengaruhi oleh tingakat bunga dan pendapatan. Jika diasumsikan terjadi kenaikan tingkat bunga, maka hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya investasi.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, kenaikan tingkat bunga akan mengakibatkan turunya investasi dan akibatnya turunya output secara nasional. Y yang lebih besar dibandingkan dengan berkurangnya nilai investasi, dikarenakan adanya faktor multiplier efek.
Turunya output, dikarenakan turunya suku bunga dapat digambarkan dalam suatu kurva, yang disebut dengan kurva IS. Proses penurunan kurva IS dari keseimbangan dipasar barang ini dapat di jelaskan sebagai berikut.
Jika suku bunga mengalami kenaikan yang akan berdampak pada turunya   total permintaan terhadap barang dan jasa. Yang disebabkan turunya investasi, selain itu kenaikan tingkat suku bunga akhirnya berdampak pada penurunan Y sebagai akibat turunya tingkat investasi. jika terjadi perubahan pajak (T) yang akan mengakibatkan perubahan konsumsi, ataupun perubahan dalam pengeluaran pemerintah maka kurva IS akan bergeser ke kiri maupun kanan.

Pergeseran kurva IS
Pergeseran kurva IS terjadi disaat apabila pajak (T) naik  maka output mengalami penurunan. Hal ini karena naiknya pajak mengakibatkan Yd menurun. sehingga berakibat konsumsi masyarakat pun mengalami penurunan. Turunya pendapatan ini akan diperlihatkan oleh bergesernya kurva IS ke kiri. Sehingga jika pajak meningkat maka kurva IS bergeser ke kiri bawah. Sebaliknya jika pajak diturunkan berdampak pada konsumsi masyarakatmeningkat, dan kurva IS akan bergeser ke kaanan atas.
Pergeseran kurva juga akan terjadi jika terjadi perubahan G. jika G pemerintah meningkat, maka kurva Is akan bergeser ke kanan atas. Turunya G akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri bawah.

B.                   Keseimbangan pasar uang dan kurva LM
Analisi IS-LM berkembang dari pandangan Keynes yang menyatakan bahwa suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Pada suatu waktu tertentu, penawaran uang dapat dianggap tetap jumlahnya dan ini ditentukan oleh pemerintah dan sisitem bank melalui kegiatan penciptaan uangnya. Dalam keadaan dimana penawaran uang tetap, perubahan-perubahan dalam suku bunga hanya akan berlaku apabila permintaan uang mengalami perubahan. Perubhan permintaan uang terutama bersumber dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat semakin meningkat akan menambah permintaan uang. Kenaikan ini selanjutnya akan meningkatkan suku bunga. Selain dipengaruhi oleh pengeluaran agregat, permintaan uang juga dipengaruhi kenaikan pendapatan. semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi suku bunga. Sifat pertalian inilah yang digambarkan kurva LM.

Permintaan dan penawaran uang
Perhatikan keseimbangan lama ada pada titik A dengan jumlah uang beredar M, dan suku bunga I. sedangkan equilibrium yang baru ada pada kombinasi jumlah keseimbangan sebesar M, dengan suku bunga I’. suku bunga yang baru I’ lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang lama I.  dari sini lah dapat diambil benang merah bahwa ketika jumlah uang beredar tetap, kenaikan pendapatan, maka akan mengakibatkan suku bunga meningkat.
Jika hubungan antara suku bunga dengan pendapatan ini digambarkan secara lebih khusus, maka akan kita temukan pada kurva LM. Proses penurunan keseimbangan pada pasar uang (LM) terjadi apabila pendapatan naik maka akan menyebabkan money demand meningkat yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga. yang menyebabkan kurva LM bergeser ke sebelah kanan atas.

Pergeseran kurva LM
Kebijakan moneter  dengan menambah dan mengurangi jumlah uang beredar akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Jika bank sentral menambah uang beredar ,maka kurva LM akan bergeser ke bawah. Sebaliknya jika jumlah uang beredar di kurangi, maka kurva akan bergeser ke kiri ataU.
 Dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM
Jika pemerintah hanya melakukan kebijakan fiscal (T,G) maka perubahan hanya terjadi di kurva IS dan untuk kurva LM relative tetap. Namun apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter maka kurva LM akan mengalami perubahan dan kurva Is relative tetap. Jika pemerintah melakukan kebijakan campuran fiscal dan moneter akan terjadi pergeseran kuva IS dan LM.
1)    Kebijakan fiscal
Apabila pemerintah meningkatkan pengeluaran maka kurva IS akan bergeser ke atas, berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga begitu juga income akan mengalami kenaikan, begitupun sebaiknya.
Selain pengeluaran kebijakan fiscal dapat berupa perubahan kebijakan perpajakan. Jika penerimaan dari pajak menurun maka kurva IS akan bergeser ke atas. Lihat gambar 7.9 (1). Akibat bergesernya kurva IS ke IS’ berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dari I menjadi I’ begitu juga income naik dari Y ke Y’.
Sebaliknya jika pemerintah menaikkan pajak berdampak pada penurunan tingkat suku bunga begitu juga income turun.
2)    Kebijakan moneter
Kebijakan moneter biyasanya terkait dengan kebijakan jumlah uang beredar atau money supply yang dilakukan oleh otoritas moneter yang dalam hal ini bank sentral.
Jika jumlah uang yang beredar meningkat akan menyebabkan bergesernya kurva LM kebawah bergesernya kurva ini berdampak pada penurunan tingkat suku bunga dan meningkatnya output, begitupun sebaliknya.

C.                  Pasar barang dalam perspektif islam
Kalau kita telaah pasar barang dalam pemikiran konvensional, maka komponen-komponen penyusunanya antara lain konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah.
Ada satu hal yang menjadi ciri dari pasar barang dalam sistem ekonomi konvensional adalah kehadiran instrument suku bunga yang menjadi faktor penentu besarnya investasi masyarakat. Hal ini tentunya bertentangan dengan konsep perekonomian islam yang jelas-jelas mengharamkan suku bunga karena sama halnya dengan riba.
Dalam islam suku bunga di ganti dengan bagi hasil. Sehingga insentif dalam melakukan investasi adalah besarnya bagi hasil. Besaran bagi hasil yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi adalah share dari keuntungan yag dibagi kepada investor dan kepada pengelola.
Terkait dengan keuntungan , besarnya keuntungan ini akan di ukur dengan menggunakan besaran standar upah minimum. Untuk mendapat suatu tingkat keuntungan tertentu akan sangat di pengaruhi oleh besaran modal yang digunakan dalam investasi.
Secara umun hal ini hanya dapat terjadi pada kondisi dimana modal yang tersedia tidak dalam bentuk bunga, melainkan dalam bentuk bagi hasil, mudarabah, musyarakah.

D.               Permintaan uang dalam perspektif islam
Permintaan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruhi oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif seorang muslim dalam memegang uang, yaitu: motivasi transaksi dan motivasi berjaga-jaga.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang dikemukakan Keynes, tidak akan ada dalam suatu sistem perekonomian islami. Permintaan uang dalam islam menurut Metwally juga di pengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak berlebihan. Sebatas untuk berjaga-jaga hanya dibenarkan dengan jumlah ynag terbatas. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari kepercayaan seorang muslim akan janji allah di al-qur’an bahwa allah akan menjamin rizqi mereka.
Selain dipengaruhi oleh pendapatan, permintaan dalam sistem ekonomi islam juga tergantung kepada ekspektasi return dari financial art. Ekspektasi return  yang tinggi dari  financialit aset menyebabkan uang menjadi kurang bermanfaat jika uang hanya dipegang untuk di investasikan.
Meski demikian, adanya rasa tanggung jawab seorang muslim dalam membantu sesama muslim lainya, maka motif memegang uang sering kali dilandasi sikap untuk dapat memberi pinjaman qardhul hasan  kepada orang lain sebagai upaya membantu  mereka yang membutuhkan uang  pinjaman jangka pendek. Dengan jumlah uang tunai yang lebih banyak, maka seorang muslim idealnya akan dapat memberi lebih banyak dalam meminjamkan uang kepada sesama. Permintaan uang yang di dedikasikan untuk pinjaman kebaikan ini selajutnya di sebut dengan motif altruistic.
Kegiatan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan dorongan untuk investasi pada saat return tinggi. Dengan kondisi ini, maka motif memegang uang untuk tujuan altruistic akan lebih besar pada saat  return investasi dari asset financial rendah dari pada pada saat ekspektasi return investasi tinggi. Fahim khan menambahkan bahwa dalam islam terdapat satu institusi pengendalian dari permintaan uang yang speculative yaitu zakat.  Dengan adanya zakat, maka akan memeperkuat motif memegang uang untuk motif altruistic.
Secara matematis hubungan antara permintaan uang dengan sifat altruistic oleh Fahim Khan “ bahwa permintaan uang real dipengaruhi oleh pendapatan real dan penurunan tingkat ekspektasi return dan financial asset.
Keseimbangan di pasar uang ini di bangun bedasarkan asumsi jumlah uang beredar dan tingkat harga yang tetap, sehingga jumlah uang riil yang beredarpun tetap. Hungan antara a dan y, jika A atau bagi hasil dengan tingkat pendapatan terdapat hubungan positif. Secara grafis, hubungan positif antara a dan y akan di gambarkan pada suatu kurva disebut dengan kurva LAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar