Rabu, 13 Desember 2017

TEORI INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

DOSEN : TOTOK HARMOYO M. Si
KELAS : 3A pagi. Perbankan syariah
               UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA




BAB 8
TEORI INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

A.      Pengertian, penyebab, jenis dan dampak inflasi dalam perspektif ekonomi islam.

1.        Pengertian Inflasi
Kenaikan harga barang bisa bersifat sementara ataupun berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan itu berlangsung dalam waktu yang lama serta terjadi hampir pada seluruh barang dan juga jasa maka gejala ini disebut inflasi. Jadi, kenaikan harga pada satu ataupun dua jenis barang tidak bisa dikategorikan sebagai inflasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa inflasi (inflation) ialah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum serta terus-menerus. Lawan dari inflasi ialah deflasi (deflation), yakni kondisi di mana tingkat harga mengalami penurunan secara terus-menerus.

2.       Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni berdasarkan tingkat keparahannya, berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan asal terjadinya. Berikut akan dijelaskan jenis-jenis inflasi berdasarkan 3 kelompok tersebut:

a.          Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya

1)      Inflasi rendah
Inflasi dapat dikatakan rendah apabila kenaikan harga berjalan sangat lambat dan memiliki persentase kecil, yakni di bawah 10% setahun.

2)      Inflasi sedang
Sebuah  negara bisa dvonis mengalami inflasi sedang, apabila persentase laju inflasinya sebesar 10% – 30% dalam satu tahun.

3)      Inflasi tinggi
Inflasi dapat dikatakan tinggi apabila laju inflasinya berkisar antara 30% – 100% dalam setahun.

4)      Hiperinflasi
 Hiperinflasi bisa terjadi jika laju inflasinya berada di atas 100%  dalam setahun. Jika suatu negara mengalami hiperinflasi, maka masyarakat tak lagi mempunyai kepercayaan terhadap uang, mereka akan lebih memilih menukarkannya dengan sebuah barang tertentu.

b.          Inflasi berdasarkan penyebabnya

Inflasi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 yakni:
1)      Demand-pull inflation
2)      Cost-push inflation

c.       Inflasi berdasarkan asalnya
Inflasi berdasarkan asalnya dapat dibedakan menjadi berikut ini:

1)      Inflasi karena defisit APBN
Inflasi  jenis ini dapat terjadi sebagai akibat terdapatnya pertumbuhan jumlah uang yang beredar melebihi permintaan akan uang.

2)      Imported inflation
Imported inflation adalah inflasi yang sedang terjadi di sebuah negara, seperti contohnya beberapa barang di luar negeri yang merupakan faktor produksi di suatu negara, harganya meningkat, maka kenaikan harga itu mengakibatkan meningkatnya harga barang di negara tersebut pula.


3.       Dampak inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.



B.      KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN TUJUANNYA

1.       KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara dengan mengontrol pemasukan (dalam bentuk pajak) dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian dan memperbaiki keadaan ekonomi. dimana yang dimaksud pengeluaran agregat adalah perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian dalam waktu tertentu.

Menurut Keynes, kebijakan fiskal amat penting untuk mengurangi angka pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan ini pengeluaran agregat bisa ditambah dan langkah ini akan menaikkan angka pendapatan nasional dan tingkat penyerapan tenaga kerja.

Secara umum kebijakan fiskal meliputi penyediaan anggaran untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, disamping alokasi anggaran yang bertujuan dalam peningkatan dan pertumbuhan ekonomi, Selain itu kebijakan fiskal juga meliputi distribusi pendapatan dan subsidi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta stabilisasi ekonomi makro dalam cakupan wilayah yang lebih terbatas.

2.       KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada, dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.

Terdapat 2 poin yang mendasar berkaitan dengan perbedaan kebijakan fiskal dan moneter, yaitu sebagai berikut:

1.        Kebijakan fiskal dijalankan oleh pemerintah sedangkan kebijakan moneter dijalankan oleh bank Indonesia (bank sentral).
2.       Pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan moneter melalui kebijakan moneter langsung seperti masalah kredit perbankan dan peredaran uang.


3.                   TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Adapun tujuan dari kebijakan pemerintah menurut sukirno (2004:331), yaitu dilihat berdasarkan pada dua tujuan yakni tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat social polotik

a.       Tujuan bersifat Ekonomi
1.       Menyediakan lowongan pekejaan
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran merupakan usaha yang terus menerus. Dengan kata lain, ia merupakan usaha jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka panjang usaha untuk mengatasi pengangguran perlu  di lakukan karena jumlah penduduk yang selalu akan bertambah yang mengakibatkan pertambahan tenaga kerja terus menerus. Makan untuk mengatasi masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongan kerja yang cukup perlu disediakan.

2.       Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
Kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja secara langsung akan menambah tingkat kemakmuran masyarakat.melalui dengan ini kemakmuran masyarakat akan semakin terwujud dengan nyata.

3.       Memperbaiki pembagian pendapatan
Semakin besar pengangguran maka semakin banyak golongan tenaga yang tidak mempunyai pendapatan.  Pengangguran yang terlalu besar cenderung untuk mengekalkan atau menurunkan upah golongan berpendapatan rendah, sebaliknya pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh.


b.      Tujuan bersifat social dan politik

1.       Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
2.       Menghindari masalah kejahatan
3.       Mewujudkan kestabilan politik




C.      INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Dalam  islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh islam. Adhiwarman karim mengatakan bahwa, syekh An-nhabani (2001:147) memberikan beberapa alasan mengapata mata uang yang sesuai itu adalah dengan menggunakan emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan harta, islam hanya mengksuskan larangan tersebut untuk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.

a.       Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah, ketika islam mewajibkan diat, makan yang dijadikan sebagai alat ukurnnya adalah dalam bentuk emas.
b.      Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.
c.       Ketika ALLAH SWT mewajibkan zakat uang, allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan nisap emas dan perak.
d.      Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitu pun dengan transaksi lainnya yang dinyatakan dengan emas dan perak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar