bab 11
KRISIS
Krisis ekonomi
indonesia 1998
Awal terjadinya berbagai krisis yang muncul di
Indonesia adalah adanya devaluasi mata uang Baht oleh pemerintah Thailand pada
tanggal 2 Juli 1997 sebagai akibat adanya kegiatan di pasar valuta asing,
khususnya dolar Amerika Serikat. Kemudian merambat ke Filipina,Malaysia dan
Indonesia. Pada mulanya kurs dolar Amerika Serikat US$ 1 = Rp 2.400,- menjadi
US$ 1 = Rp 3.000,-. Kemudian naik terus (pada bulan Agustus – November
1997) sampai menunjukan angka US$1 = Rp 12.000,-. Berbagai upaya yang dilakukan
oleh pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia antara lain dengan menaikkan suku
bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) sampai 30%, dengan harapan menurunkan
inflasi. Namun kenyataan dilapangan, bank-bank menaikan leading rate (tingkat
suku bunga kredit) karena cost of loanable funds (biaya dana pinjaman)
mengalami kenaikkan pada semua bank. Akibat lainnya Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) juga meningkat tajam, karena bank-bank mengalami kesukaran
likuiditasnya. Kondisi ini bahkan meningkatkan laju inflasi dari 11,05% pada
tahun 1997 menjadi 77,63% pada tahun 1998.
karena kepercayaan masyarakat rendah dengan kondisi
sector perbankan yang rapuh. Hal ini terjadi karena kebijakan perbankan yang
sangat liberal. Sampai hampir satu dekade setelah krisis perbankan masih tetap
menjadi bagian dari krisis ekonomi. Kondisi LDR (Loan to Deposit Ratio)
perbankan masih rendah. Sepertiga bahkan sampai 40% dana perbankan tidak bisa
disalurkan sebagai kredit untuk usaha dan bisnis. Dana perbankan banyak
dimainkan untuk investasi bukan disektor riil. Sebagai kebalikan aturan
perbankan sebelum krisis, setelah krisis perbankan dijerat dengan berbagai
aturan yang sangat ketat, sehingga mengorbankan sector riil. Kondisi sector
industry akhirnya juga mengalami kemacetan. Akibat selanjutnya tidak hanya
krisis moneter, krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia,
tetapi juga diikuti krisis sosial, krisis kepercayaan dan krisis politik.
Juni 1997, Indonesia mulai mengalami pengaruh krisis
Thailand. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah,
perdagangan surplus lebih dari US$900 juta, cadangan devisa lebih dari US$20
milyar, dan sektor perbankan yang berjalan dengan baik. Namun sayangnya,
ternyata banyak perusahaan Indonesia yang meminjam ke luar negeri atau berutang
dalam bentuk dolar AS. Pada 14 Agustus 1997, Pemerintah RI mengganti kebijakan
pertukaran mengambang teratur dengan pertukaran mengambang bebas, akibatnya
Rupiah terperosok semakin dalam. Depresiasi rupiah hanya memperburuk situasi
secara drastis.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba-lomba
membeli dolar sehingga menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap rupiah dan
memperburuk situasi utang yang dimiliki oleh para perusahaan.
Persediaan devisa menjadi langka karena
pinjaman-pinjaman baru untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak diberikan
oleh kreditur asing. Karena tidak mampu mengatasi krisis ini maka pemerintah
Indonesia memutuskan untuk mencari bantuan keuangan dari Dana Moneter
Internasional (IMF) pada bulan Oktober 1997. IMF kemudian datang dengan paket
“bantuan” US$23 milyar, Sebagai imbalannya IMF menuntut beberapa langkah
reformasi keuangan yang mendasar: penutupan 16 bank swasta, penurunan subsidi
pangan dan energi, dan menyarankan agar Bank Indonesia untuk menaikkan iklim
suku bunga. Akan tetapi paket reformasi ini ternyata gagal. Penutupan 16 bank
(beberapa diantaranya dikendalikan oleh kroni Presiden Suharto) memicu
penarikan dana besar-besaran pada bank-bank lain. Milyaran rupiah ditarik dari
tabungan, sehingga membatasi kemampuan bank untuk memberikan pinjaman dan
memaksa Bank Indonesia untuk memberikan kredit dalam jumlah besar kepada
bank-bank yang masih ada untuk mencegah krisis perbankan yang semakin parah.
Rupiah semakin anjlok lebih dalam lagi karena adanya pembayaran utang swasta
luar negeri yang jatuh tempo, permintaan US$ yang sangat tinggi di pasar, dan
penjualan rupiah besar-besaran. Pasar uang dan bursa efek Jakarta menyentuh
titik terendah pada bulan September 1997. Moody’s menurunkan peringkat utang
jangka panjang Indonesia menjadi “junk bond”.
Faktor-faktor Penyebab Krisis
·
Suku bunga naik dan ketersediaan pasar keuangan
internasional
·
Negara-negara Asia tanpa terkecuali diterapkan kurs
tetap untuk mata uang mereka kaitannya dengan dollar.
·
Melemahnya tingkat ekspor sebagai akibat dari
penguatan dolar, sehingga membuat barang-barang Asia kurang kompetitif.
Selain itu ada
juga :
Ø Dianutnya sistem devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang
memadai memungkinkan arus modal dan valas dapat mengalir keluar-masuk secara
bebas berapapun jumlahnya. Kondisi di atas dimungkinkan, karena Indonesia
menganut rezim devisa bebas dengan rupiah yang konvertibel, sehingga membuka
peluang yang sebesarbesarnya untuk orang bermain di pasar valas. Masyarakat
bebas membuka rekening valas di dalam negeri atau di luar negeri. Valas bebas
diperdagangkan di dalam negeri, sementara rupiah juga bebas diperdagangkan di
pusat-pusat keuangan di luar negeri.
Ø Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4%
(1993) hingga 5,8% (1991) antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah
nilai tukar nyatanya, menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat
overvalued. Ditambah dengan kenaikan pendapatan penduduk dalam nilai US dollar
yang naiknya relatif lebih cepat dari kenaikan pendapatan nyata dalam Rupiah,
dan produk dalam negeri yang makin lama makin kalah bersaing dengan produk
impor. Nilai Rupiah yang overvalued berarti juga proteksi industri yang
negatif. Akibatnya harga barang impor menjadi relatif murah dan produk dalam
negeri relatif mahal, sehingga masyarakat memilih barang impor yang kualitasnya
lebih baik. Akibatnya produksi dalam negeri tidak berkembang, ekspor menjadi
kurang kompetitif dan impor meningkat.
Ø utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar
rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk
membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya ditambah sistim perbankan
nasional yang lemah.
Ø Permainan yang dilakukan oleh spekulan asing yang dikenal sebagai hedge
funds tidak mungkin dapat dibendung dengan melepas cadangan devisa yang
dimiliki Indonesia pada saat itu, karena praktek margin trading, yang
memungkinkan dengan modal relatif kecil bermain dalam jumlah besar.
Ø Defisit neraca berjalan yang semakin membesar, yang disebabkan karena
laju peningkatan impor barang dan jasa lebih besar dari ekspor dan melonjaknya
pembayaran bunga pinjaman.
Ø Penanam modal asing portofolio yang pada awalnya membeli saham
besar-besaran diiming-imingi keuntungan yang besar yang ditunjang oleh
perkembangan moneter yang relatif stabil kemudian mulai menarik dananya keluar
dalam jumlah besar.
Ø IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda pengucuran dana
bantuan yang dijanjikannya dengan alasan pemerintah tidak melaksanakan 50 butir
kesepakatan dengan baik.
Dampak krisis ekonomi pada perekonomian Indonesia
§ Banyak perusahaan yang terpaksa
mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya.
Sehingga menambah angka pengangguran di Indonesia.
§ Pemerintah kesulitan menutup APBN.
§ Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat
kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan
pokoknya.
§ Utang luar negeri dalam rupiah melonjak.
§ Harga BBM naik.
Disaat krisis
itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi
pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang meminjam uang pada
perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang lumayan tinggi, hal itu
menambah beban utang Negara.
Krisis ekonomi amerika serikat 2008
Tahun 2007,
tanda-tanda bahwa ekspansi yang mungkin segera berakhir mulai muncul. Harga
perumahan AS dua kali lipat sejak tahun 2000 mulai menurun. Di pertengahan
2007, Ekonom membagi apakah ini mungkin menyebabkan resesi-penurunan output.
Optimis meyakininya, ketika harga rumah lebih rendah bisa menyebabkan
pembangunan perumahan lebih rendah dan menurunkan pengeluaran konsumen, The Fed
(nama pendek bagi bank sentral AS, secara resmi dikenal sebagai Federal Reserve
Board) bisa menurunkan suku bunga untuk merangsang permintaan dan menghindari
resesi. Pesimis percaya bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak cukup untuk
mempertahankan permintaan, dan mungkin Amerika Serikat akan mengalami resesi
singkat. Bahkan pesimis ternyata tidak cukup pesimis. Harga perumahan terus
menurun, menjadi jelas bahwa banyak dari pinjaman hipotek yang telah diberikan
selama ekspansi sebelumnya yang berkualitas buruk.
Pada tanggal 15
September 2008, sebuah bank besar, Lehman Brothers bangkrut karena macetnya
pembayaran kredit perumahan. Efeknya dramatis. Macetnya kredit mengakibatkan
kerugian di pihak kreditor dan mengganggu aktivitas rangkaian sistem kerja
keuangan Amerika Serikat dan dunia. Macetnya kredit mmembuat para investor
ingin menarik investasinya dan membuat perolehan laba di lembaga keuangan
menurun akibat adanya ketidakpercayaan konsumen.
Lehman
Brothers merupakan perusahaan sekuritas keempat terbesar di Amerika
Serikat. Lehman menderita bangkrut karena tidak mampu membayar utang
senilai 613 miliar dollar Amerika Serikat kepada kreditor.
Kebangkrutan Lehman ini mempengaruhi banyak simpul ekonomi di
berbagai negara. Karena Lehman Brother sebelumnya menerima suntikan dana dari
para investor dari berbagai belahan dunia termasuk juga bank dunia yang
memberikan pinjaman dana besar kepada Lehman dan kini terkena imbas
kebangkrutan Lehman, yang akhirnya mulai mengganggu sistem keuangan
dunia.
Maka dari itu
kebangkrutan Lehman membuat Amerika Serikat menyuntikkan dana sebesar
70 miliar dollar AS, Bank Sentral Eropa 99,4 miliar dollar AS, Bank Inggris
35,6 miliar dollar AS, Bank Nasional Swiss 7,2 miliar dollar AS dan Bank Jepang
24 miliar dollar AS.
Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Amerika Serikat
Ø Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8.98 trilyun dollar AS
sedangkan PDB hanya 13 trilyun dollar AS
Ø Terdapat progam pengurangan pajak korporasi sebesar 1.35 trilyun dollar.
(mengurangi pendapatan negara)
Ø Pembengkakan biaya Perang Irak dan Afganistan (hasilnya Irak tidak aman
dan Osama Bin Laden tidak tertangkap juga) setelah membiayai perang Korea dan
Vietnam.
Ø CFTC (Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas
keuangan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang
melakukan aktifitas perdagangan berjangka. Dimana ICE juga turut berperan
mengdongkrak harga minyak hingga lebih dari USD 100/barel
Ø Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga
membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UFJ.
Ø Keputusan suku bunga murah dapat mendorong spekulasi.
Terdapat faktor
lain yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya krisis ekonomi di Amerika
Serikat, yaitu :
§ Agresi Militer Amerika Serikat Ke Irak dan Afganistan.
§ Subprime Mortgage di sektor perumahan
§ Neraca keuangan yang tidak sehat.
§ Telalu Overconfidence dalam penyaluran kredit.
3 negara dengan kekuatan
ekonomi utama didunia :
1. Amerika Serikat
Untuk negara
besar seperti amerika serikat output sebesar $14,7 triliun di tahun 2010 yang
berarti 23% dari output di dunia dengan standar hidup yang sangat tinggi
$43.000. Ini adalah negara yang output perorang mendekati atas.
Ekonom melihat
keadaan kesehatan negara dengan melihat 3 variabel dasar:
1. Tingkat pertumbuhan Output
2. Tingkat pengangguran
3. Tingkat inflasi
Saat krisis
datang tahun 2008 output tidak ada dan menurun tahun 2009 hingga -3,5%,
pengangguran meningkat secara dramatis hampir 10% . Inflasi menurun menjadi
-0,3 tahun 2009 dan kembali positif tetapi tetap rendah. Perekonomian pada
tahun 2010 melambung dengan pertumbuhan output 3%. Sejak saat itu, pertumbuhan
mengalami penurunan sehingga menjadi lemah dan pengangguran diperkirakan tetap
tinggi untuk waktu yang lama. Inflasi diperkirakan akan tetap rendah.
Tahun 1998
anggaran Amerika Serikat surplus, alasan nya ialah:
1) Pertumbuhan output yang kuat
2) Aturan yang dirancang dan dilaksanakan mengandung pengeluaran pemerintah
dari penggunaan pengeluaran pada beberapa kategori pengeluaran dengan
persyaratan bahwa setiap program pengeluaran baru dikaitkan dengan peningkatan
pendapatan yang sama
2. Kawasan Euro
Ada 27 negara
yang tergabung yang saat ini dikenal Uni Eropa. Tahun 1999. Uni eropa
memutuskan untuk penggantian mata uang nasional dengan satu mata uang bersama
yaitu Euro. Kawasan euro mempunyai kekuatan ekonomi yang kuat dengan output
hampir sama dengan Amerika serikat dan standar hidup tidak jauh dibelakang.
Tahun 2000-2007 periode praklinis pertumbuhan output lebih rendah daripada
Amerika serikat. Pengangguran jauh lebih tinggi daripada Amerika serikat. Tetapi
inflasi lebih rendah dari Amerika Serikat.
Kawasan Euro
menghadapi 2 isu utama yakni:
1) Bagaimana mengurangi pengangguran
2) Bagaimana daerah mata uang bersama berfungsi secara efisien
1. Cara mengurangi pengangguran
di Eropa
peningkatan
pengangguran eropa sejak tahun 2007 disebabkan krisis. Walaupun prakrisis
tingkat pengangguran sudah tinggi 8,5% periode 2000-2007. Beberapa politisi
berpendapat bahwa kebijakan moneter yang dibuat Bank Sentral Eropa mempertuhan
suku bunga terlalu tinggi yang menyebabkanermintaan rendah dan pengangguran
tinggi. Menurut mereka, bank sentral harus menurunkan suku bunga dan
memungkinkan untuk peningkatan permintaan dan pengangguran akan menurun. Terlalu ketat kebijakan moneter akan menyebabkan
pengangguran tinggi untuk beberapa tahun tapi sumber masalah nya bukan dari
kebijakan moneter melainkan lembaga pasar tenaga kerja.
Negara-negara
eropa sangat melindungi tenaga kerjanya. Untuk mencegah pekerja kehilangan
pekerjaannya mereka membuat mahal bagi perusahaan yang memberhentikan
pekerjanya. Ini untuk melindungi pekerja menjadi pengangguran pemerintah
menyediakan asuransi pengangguran berlimpah-limpah. Tetapi mereka mengurangi
insentif bagi para pengangguran yang mencari pekerjaan ini juga meningkatkan
pengangguran. Solusinya adalah kurangi perlindungan, hilangkan kelakuan pasar
tenaga kerja dan mengadopsi gaya lembaga pasar tenaga kerja Amerika Serikat.
2.
Mata uang bersama berjalan efisien
Ada keuntungan
ekonomi memiliki mata uang bersama: tidak ada perubahan harga relatif mata uang
bagi perusahaan-perusahaan Eropa yang mengkhawatirkannya, tidak perlu mengubah
mata uang bagi saat melintasi perbatasan, bersama-sama menghapus hambatan lain
untuk perdagangan diantara negara-negara Eropa.
Lainnya khawatir
bagaimanapun simbolisme euro mungkin datang dengan biaya ekonomi yang besar.
Mata uang bersama berarti kebijakan moneter yang umum, yang berarti tingkat
bunga yang sama di negara-negara euro. Ada lagi yang berpendapat, bagaimana
jika salah satu negara terjun ke dalam resesi sementara yang lain di
tengah-tengah ledakan ekonomi? Negara pertam membutuhkan suku bunga rendah
sedangkan negara kedua membutuhkan suku bunga yang lebih tinggi untuk
memperlambat ekonomi nya. Jika suku bunga sama di kedua negara apa yang akan terjadi?
Apakah tidak ada risiko bahwa satu negara akan tetap dalam resesi dalam waktu
yang lama atau yang lain tidak akan dapat memperlambat ekonomi yang sedang
besar?
Sejumlah anggota
euro dari Irlandia, Portugal dan Yunani akan melalui resesi yang mendalam. Jika
mereka memiliki mata uang sendiri mereka mungkin akan mengalami penurunan
tingkat suku bunga atau menyusutkan mata uang anggota euro lainnya untuk
meningkatkan permintaan ekspor mereka. Karena mereka akan berbagi mata uang
dengan tetangga mereka maka ini tidak mungkin. Beberapa ekonom berpendapat
mereka harus keluar dari euro. Tetapi itu tidak bijaksana karena akan menyerah
pada keuntungan lain yang berada di euro dan menganggu.
3.
China
Penduduk china
sangat besar 4 kali lebih banyak dari Amerika Serikat. Output hanya 5,8 triliun
dolar kurang dari setengah output Amerika Serikat. Output peroranf $4.300
sekitar sepersepuluh dari output perorang Amerika Serikat. Ketika membandingkan
output perorang di negara kaya seperti Amerika Serikat dan negara relatif
miskin seperti china harus berhati-hati. Alasannya adalah banyak barang murah
di negara-negara miskin. Sebagai contoh, harga rata-rata restoran makanan di
New York sekitar 20 dolar, harga rata-rata. restoran di beijing sekitar 4 dolar.
China berkembang
pesat selama lebih 3 dekade. Pertumbuhan output sejak tahun 1980-1999 rata-rata
9,8%. Pengangguran: banyak pekerja yang tinggal di pedesaan daripada menjadi
pengangguran di kota-kota. Namun, angka-angka pengangguran konsisten rendah.
Sulit melihat
efek krisis dari china. Pertumbuhan output hampir tidak menurun, dan
pengangguran tidak naik sejak tahun 2007. Alasannya bukan karena China tertutup
di belahan dunia lainnya tetapi ekspor china melambat selama krisis. Tapi efek
yang merugikan pada permintaan hampir sepenuhnya diimbangi dengan ekspansi
fiskal besar oleh pemerintah Cina khususnya peningkatan besar dalam investasi
publik. Hasilnya pertumbuhan terus-menerus permintaan dan gantinya output.
Kinerja
pertumbuhan yang berkelanjutan menimbulkan pertanyaan. Mungkinkah pertumbuhan
telah dibesar-besarkan? China masih resmi negara komunis, dan pejabat
pemerintah memiliki insentif untuk melebih-lebihkan kinerja ekonomi sektor.
Pertumbuhan output memang tinggi di china.
Jadi dari mana
pertumbuhan itu berasal? Ini jelas berasal dari dua sumber:
ü Yang pertama adalah akumulasi tinggi modal. Tingkat investasi (rasio
investasi terhadap output) di Cina melebihi 40% dari output. Sebagai
perbandingan, tingkat investasi di Amerika Serikat hanya 17%. Lebih banyak
modal berarti produktivitas yang lebih tinggi dan output yang lebih tinggi.
ü Kedua adalah kemajuan teknologi yang pesat. Salah satu strategi yang
diikuti oleh pemerintah Cina telah mendorong perusahaan asing untuk pindah dan
menghasilkan di Cina. Sebagai perusahaan asing biasanya jauh lebih produktif
daripada perusahaan China, ini telah meningkatkan produktivitas dan output.
Aspek lain dari strategi dengan membuat perusahaan China bekerja dan belajar
dari perusahaan asing, sehingga produktivitas perusahaan China meningkat secara
dramatis
Cina adalah
salah satu dari sejumlah negara yang membuat transisi dari perencanaan pusat ke
ekonomi pasar. Sebagian besar negara-negara lain, dari Eropa Tengah, Rusia dan
bekas Republik Soviet lainnya, mengalami penurunan besar dalam output pada saat
transisi. Sebagian besar masih memiliki tingkat pertumbuhan jauh di bawah
China. Di banyak negara, korupsi dan hak kekayaan miskin membuat perusahaan
enggan untuk berinvestasi. Jadi mengapa Cina bernasib jauh lebih baik? Beberapa
ekonom percaya bahwa ini adalah hasil dari transisi lambat: Reformasi Cina
pertama terjadi di bidang pertanian sejak tahun 1980, dan bahkan hari ini,
banyak perusahaan tetap dimiliki oleh negara. Yang lain berpendapat bahwa fakta
bahwa partai komunis tetap dalam kontrol telah benar-benar membantu transisi
ekonomi; kontrol politik yang ketat telah memungkinkan untuk perlindungan hak
milik yang lebih baik, setidaknya untuk perusahaan-perusahaan baru memberi
mereka insentif untuk berinvestasi. Dengan demikian negara-negara miskin
lainnya dapat mengambil pengalaman dari Cina, jelas dapat membuat perbedaan
besar, tidak hanya untuk Cina tetapi untuk seluruh dunia.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.