Dosen : Totok Harmoyo, M.Si
kelas : 3A Pagi. Perbankan Syariah. Universitas Muhammadiah, Sumatera Utara.
BAB II
PENDAPATAN
NASIONAL DALAM PENDEKATAN EKONOMI ISLAM
1.1.
Pengertian dan ruang lingkup pendapatan nasional
secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan
sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode
tertentu biasanya pada satu tahun. Istilah yang terkait dengan pendapatan
nasional beragam lainnya antara lain : produk kosmetik bruto (gross domestic
product/GDP), produk nasional produk (gross national product/GNP), serta produk
nasional neto (net national product/NNP).
Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan
perkiraan GDP secara teratur yang merupakan ukuran dasar dari performansi
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Selain itu perhitungan
pendapatan nasional juga berguna untuk kerangka kerja hubungan antara variable
makro ekonomi, yaitu: output, pendapat,
dan pengeluaran .
Pendapatan
nasional yang merupakan ukuran terhadap
aliran uang dan barang dalam perokomian dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
1.1. Pendekatan produksi (production approach)
2. 2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. 3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
1.2.
Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ( Gross Domestic Product/
GDP)
Perhitunngan pendapatan nasional dengan pendekata
produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) dari semua sector produksi. Penggunaan konsep
nilai tambah dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double-count). Dan yang termasuk dalam perhitungan pendapatan
nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi diindonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sector produksi yang
ada, sector industry tersebut dikelompokan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC (Internasional
Standard Industrial Classification). Yang meliputi :
1. Sector produksi pertanian
2. Sector produksi pertambangan dan penggalian
3. Sektor industri manufaktur
4. Sector produksi listrik, gas dan air minum.
5. Sector produksi bangunan
6. Sector produksi perdagangan, hotel dan restoran.
7. Sector produksi transportasi dan komunikasi
8. Sector produksi bank dan lembaga keuangan lainnya
9. Sector produksi sewa rumah
10. Sector produksi pemerintahan dan pertahanan
11. Sector produksi jasa lainnya.
1.3.
Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (Gross National
Product/GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir-akhir unit ekonomi,
yaitu :
1. Rumah tangga berupa konsumsi (Consumtion/C)
2. Perusahaan berupa investasi (investment/I)
3. Pengeluaran pemerintah (government/G)
4. Pengeluaran ekspor dan impor (export-impor/X-M)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini biasa dituliskan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut ;
Ø Y = C + I, untuk perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah
Ø Y = C + I + G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah.
Ø Y = C + I + G + X-M, untuk perekonomian terbuka.
Dengan dua pendekatan yang telah disampaikan muncul suatu pertanyaan
apakah sama antara gross domestic product/GDP
dengan gross national product/GNP atau
adakah perbedaan antara GDP dan GNP?. Kalau ada, apa perbedaannya?secara
sederhana dapat dinyatakan GDP adalah nilai barang jadi yang diproduksi dalam
negri. Sedangkan dalam GNP ada bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar
negri.misalnya, pendapatan dari seorang warga negara Indonesia yang bekerja di
amerika adalah bagian dari GNP Indonesia tetapi bukan bagian dari GDP Indonesia
karena pendapatan itu tidak dihasilkan di Indonesia.
1.4.
Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ( Net National
Product/NNP )
Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari
stok modal yang ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari
bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari
perekonomian. Biasanya data GNP lebih banyak digunakan dari pada dibandingkan
dengan NNP karena persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti dan juga
tidak tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sementara.
Pada intinya ekonomi
islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi
dan kesejahteraan social berdasarkan system moral dan social islam
(Mannan,1984). Setidaknya ada empat hal yang
semesinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi
islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan
tidak bias. Empat hal tersebut (Nasution, dkk. 2006) adalah sengai berikut :
1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
2. 2. Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sector pedesaan.
3. 3. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami.
4. Perhitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan social
islami melalui pendugaan nilai satuan antar saudara dan sedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar