Minggu, 08 Oktober 2017

Pendapatan Nasional Dalam Pendekatan Ekonomi Islam

Dosen : Totok Harmoyo, M.Si
kelas   : 3A Pagi. Perbankan Syariah. Universitas Muhammadiah, Sumatera Utara.





BAB II
PENDAPATAN NASIONAL DALAM PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

1.1.            Pengertian dan ruang lingkup pendapatan nasional
secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya pada satu tahun. Istilah yang terkait dengan pendapatan nasional beragam lainnya antara lain : produk kosmetik bruto (gross domestic product/GDP), produk nasional produk (gross national product/GNP), serta produk nasional neto (net national product/NNP).

Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan perkiraan GDP secara teratur yang merupakan ukuran dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Selain itu perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk kerangka kerja hubungan antara variable makro ekonomi, yaitu: output, pendapat, dan pengeluaran .

  
Pendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap  aliran uang dan barang dalam perokomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
1.1.      Pendekatan produksi (production approach)
2. 2.  Pendekatan pendapatan (income approach)
3. 3.  Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)



1.2.            Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ( Gross Domestic Product/ GDP)

Perhitunngan pendapatan nasional dengan pendekata produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) dari semua sector produksi. Penggunaan konsep nilai tambah dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double-count).  Dan yang termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diindonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sector produksi yang ada, sector industry tersebut dikelompokan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC (Internasional Standard Industrial Classification). Yang meliputi :
1.      Sector produksi pertanian
2.      Sector produksi pertambangan dan penggalian
3.      Sektor industri manufaktur
4.      Sector produksi listrik, gas dan air minum.
5.      Sector produksi bangunan
6.      Sector produksi perdagangan, hotel dan restoran.
7.      Sector produksi transportasi dan komunikasi
8.      Sector produksi bank dan lembaga keuangan lainnya
9.      Sector produksi sewa rumah
10.  Sector produksi pemerintahan dan pertahanan
11.  Sector produksi jasa lainnya.

1.3.            Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (Gross National Product/GNP)

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir-akhir unit ekonomi, yaitu :

1.      Rumah tangga berupa konsumsi (Consumtion/C)
2.      Perusahaan berupa investasi (investment/I)
3.      Pengeluaran pemerintah (government/G)
4.      Pengeluaran ekspor dan impor (export-impor/X-M)

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini biasa dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut ;
Ø  Y = C + I, untuk perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah
Ø  Y = C + I + G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah.
Ø  Y = C + I + G + X-M, untuk perekonomian terbuka.

Dengan dua pendekatan yang telah disampaikan muncul suatu pertanyaan apakah sama antara gross domestic product/GDP dengan gross national product/GNP atau adakah perbedaan antara GDP dan GNP?. Kalau ada, apa perbedaannya?secara sederhana dapat dinyatakan GDP adalah nilai barang jadi yang diproduksi dalam negri. Sedangkan dalam GNP ada bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar negri.misalnya, pendapatan dari seorang warga negara Indonesia yang bekerja di amerika adalah bagian dari GNP Indonesia tetapi bukan bagian dari GDP Indonesia karena pendapatan itu tidak dihasilkan di Indonesia.

1.4.            Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ( Net National Product/NNP )

Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari stok modal yang ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari perekonomian. Biasanya data GNP lebih banyak digunakan dari pada dibandingkan dengan NNP karena persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti dan juga tidak tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sementara.

            Pada intinya ekonomi islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan social berdasarkan system moral dan social islam (Mannan,1984). Setidaknya ada empat  hal yang semesinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak bias. Empat hal tersebut (Nasution, dkk. 2006) adalah sengai berikut :  

1.  Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
2.     2.  Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sector pedesaan.
3.      3. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami.
4.      Perhitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan social islami melalui pendugaan nilai satuan antar saudara dan sedekah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar